KONSEP RIWAYAT DESA SEDONGLOR
“Di susun oleh Qamaruddin Hadad”
Pada tanggal 15 Juni s/d 30 Agustus 1988 kosep titipan Bapak H.Mahmud S perintah pengembangan Bapak Amt Hariadi. Untuk mata acara HARI JADI DESA SUMBER CEITERA Bpak Ajian dan Bapak Yakub.
Diperdesakan pada tahun 1988
SEJARAH Desa Sedonglor
Tahun Berdirinya Desa Sedonglor 1835
Sejarah Desa Sedonglor
Asal Usul Berdirinya Desa
Pada tahun yang tidak diketahui sampai sekarang belum diketemukan, berdiri satu pendukuhan, dilembah bukit pasir ipis kampung Nagrak yang bernam PENDUKUHAN BAKOM PASIR IPIS, pemeluk agama Budha. Asal mula mereka mendirikan pendukuhan Bakom Pasir Ipis, pemluk agam Budha. Asal mula mereka mendirikan pedukuhan Bakom asir ipis penduduk diajak untuk memeluk agam Islam, akan tetapi mereka membangkang bahkan berpindah tempat, kebawah lembah pasir ipis, mencari tempat yang tidak kelihatan, yaitu kampung nagrak atau yang disebut juga KarangBuni, yang artinya pekarangan yang tidak kelihatan. Konon ceritanya, penduduk asli Sedong berada di kampung Nagrak dan bisa disebut juga Karangwuni.
Embah kuwu tidak putus harapan, beliau menyempatkan diri berkunjung ke Pedukuhan Bakom Pasir Ipis, untuk mengajak dan mengIslamkan penduduk dengan keraipan dan kebijaksanaan, akhirnya penduduk pedukuhanpun memeluk agam Islam. setelah pengIslaman berhasil, berdirilah pusat pemerintahannya di Ki Serut, dipinggir kali Cimanis, sebelah Selatan (pas didekatan jembatan penghubung Desa Sedonglor dan Desa Sedongkidul) yang dipimpin oleh Embah Kuwu Sanwten, kuwu pertama Ddesa Sedog, engan julukan “Bewu”
Desa ini disebut desa Sedong karena, keberadannya dipinggir kali Cangkedong (melengkung) dekat Leuwi atau Sedong, itulah sebabnya Leuwi/Sedong/Cangkedong, dijadikan nama Desa Sedong”
Sedong pecah menjadi dua pada tahun 1835
Kurun wakt yang tidak lama, seorang pamong desa yang bernama Embah Sawijar mempunyai cita-cita merencanakan, mendirikan masjid, untuk berjama’ah shalat Fardu dan ddan shalat Jum’at. Alat-alatnya sudah disediakan, empat puntung tiang saka, satu buah mastaka/momolo masjid, sau buah bedug, du abuah talawah tempat bersuci. Rencana tersebut diajukan ke ki kuwu Sedong akan tetapi rencana di tolak, dan tujuan tidak dikabul, ditolak mentah-mentah. Sang Kuwu sedong rasa kel bercampur kemarahan bersemayam diseluruh jiwa raga Sang pendekar Islam, pembelah Desa, embah Sawijar dia punya nama. Sesumbar dia lakukan, sang kuwu sedong, jika ki Kuwu Sedong tidak mengabulkan rencana dan keinginan saya, yang sesuai dengan aturan dan adat desa, disitu dibangun balai desa, disitu pula dibangun masjid. Pada hari ini saya akan membelah desa Sedong. Keinginan Embah Sawijar dikabulkan KI kuwu Sedong. Silahkan kamu membelah Desa, dengan syarat, barang-barang yang telah kamu sediakan untuk kebutuhan mendirikan masjid, kamu bawa semuanya tanpa bantuan siapapun
Persyaratan Ki Kuwu sedong dilaksanakan oleh Embah Sawijar, suara bergeram bagaikan halilintar keluar dari jiwa raga sang Embah. Doa kepada sang pencipta, terdengar nyata suara tabir menggelegar, dengan Kalimat “ALLLHU AKBAR”. Uji nyali sangat hati-hati, untuk menyebrangi arus kali, tatapan mata yang tajam menuju jalan lintasan, sejumlah benda alat bangunan masjid diangkat seketika, sampai kesebelah utara sungai Cimanis. Pada hari itu pula Embah Sawijar menyampaiakn pengumuman, kepada penduduk yang berada disebelah utara sungai, sesuai dengan perjanjian Ki kuwu Sedong. Tanah, penduduk, dan sejumlah isinya milik desaa yang baru yaitu “Desa Sedonglor” peristiwa pecahnya Desa Sedong, terjadi pada tahun 1835 M atau tahun 1256 H.
Embah Sawijar berbicara
Setelah syah sedonglor, berdiri menjadi sebuah Desa, embah Sawijar menyampaikan pengumuman, kepada seluruh penduduk yang beraada disebrang selatan kali Cimanis yang menginginkan masuk menjadi masyarakat Desa Seonglor. Pendukung munjul nangka seia sekata, menjadi pendukung yang setia, masyarakat Pamonyetan bertekat bulat satu tujuan, warga Bulak panjang tidak seorangpun berpikiran senjang.
Ketiga kampung rampung serempak serta merta, laju dan maju menuju Desa baru.mereka semua menjadi saksi, mejadi musim hidup yang nyata. Satu contoh apabila mereka pergi meninggalkan rumahnya, menuju ke wilayah desa Sedonglor yang berada disebrang utara kali Cimanis, apabila mereka disapa “pak, bu mau kemana?? Mereka menjawab mau ke sedonglor /sedongkaler, padahal ia sendiri berangkat dari Sedonglor dan penduduk Desa Sedonglor. Mengapa demikian, itulah bukti sejarah.
Embah Sawijar membangung Mesjid
Membangun Mesjid merupakan keinginan murn embah Sawjijar, pada saat yang tepat Embah Sawijar mengajak penduduk desa Sedonglor, bergotong royong membangun Mesjid ditempat yang sekarang kita ketahui. Semua peralatan bangunan digunakan dan dipasang sebagaimana layaknya sebuah mesjid setelah rampung pembangunan mesjid, bedug dipukul adzanpun dikumndangkan pertanda sedonglor mulai berkibar. Bangunan mesjid merupakan bangunan pertama di Desa Sedonglor, yang dipimpin Embah Sawijar, untuk sentral aktivitas pemerintahan desa Sedonglor, dan diangkatlah Embah Sawijar mejadi kuwu pertama dengan gelar, embah Bewu yang artinya beliau jadi lebe dan beliau pula yang jadi Kuwu. Dari tahun 1835 s/d 1855.
Percaturan E. Sawijar dengan E Kuwu Sedong
Menggunakan bahasa Sunda Buhun, Embah Sawijar bertamu menghadap Embah Kuwu sedong.
E. Sawijar : Sampurasuuun, Embah Kuwu,
E. Kuwu Sedong : Rampeeees, saha diluar, bagu kadieu,
E. Sawijar : Kula Sawijar embah Kuwu
E. Kuwu Sedong : Baeu asup srog diuk dina jojodog
E. Sawijar : Samememeh Wakca, kula ngaturkeun sembah, pangabaktos ka gamparan Embah Kuwu
E. Kuwu Sedong : ditarima sembah bakti andika Sawijar, aya naon andik seba kadieu
E. Sawijar : tabeduan E kuwu ampun-ampun nyaparalun, kula anjog cumologog songong, bisi nyarita henteu nyaeta hampura kula E. Kuwu.
E. Kuwu Sedong : Heu-euh, dihampura kuawak diri kula, pek pok prak wakca bala kakeun ka kaula
E. Sawijar : kula seja, seba kadieun, yen kula boga karep, rancana hayang ngadekeun masigit jang paranti sobeang jeung jama’ah, barang jang pangabutuhna, ku kula ges disadiakeun mangrupa opat puntung kah, jeng tiang sasaka , hiji momolo jeng mustakan, hiji bedug jang tang hara waktu sombeang dua iji talawah, jambangan gede jeng tempat warulul.
Dari kata-kata permohonan ini, yang di tolak oelh e. Kuwu Sedong kedua-duanya saling tantang menantang, dingin dinasti anyar pinaggih besuk jangning geto, desa sedong ngajadi dua.
Nama-nama Kuwu/Kades Sedonglor
1. Embah Sawijar 1835 s/d 1855
2. Buyut Umar 1855 s/d 1860
3. Embah Selir 1860 s/d 1880
4. Karsa Wijaya 1880 s/d 1900
5. Haji Abas 1900 s/d 1926
6. Nasita 1926 s/d 1928
7. Mirkat 1928 s/d 1938
8. Udin Murdi 1938 s/d 1943
9. Matlub 1943 s/d 1950
10. Indrajaya 1950 s/d 1962
11. Matlub 1962 s/d 1965
12. Haji Machmud S 1965 s/d 1986
13. Maksudin 1986 s/d 1988
14. Amat Hariadi 1988 s/d 1996
15. Amat Hariadi 1996 s/d 1999
16. Moch Syafi’i 1999 s/d 3 bln
17. Amat Hariadi 1999 s/d 2007
18. Emay Komariah 2007 s/d sekarang
Visi Misi Desa Sedonglor
VISI
“TERWUJUDNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA, YANG KUAT DAN BERKELANJUTAN MENUJU MASYARAKAT SEDONGLOR YANG BERKUALITAS”
MISI
1. MENINGKATKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
2. MENINGKATAKAN PARSITPASI AKTIF DAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PROSES PEMBANGUNAN
3. MENINGKATKAN KEIMANAN DAN KETAKWAAN
4. MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
5. MENINGKTKAN KESEHETAN MASYARAKAT
6. MEINGKATKAN DAYA BELI MASYARAKAT
Harrah's Ak-Chin Casino - North Texas - Klahomacasinoguru
BalasHapusHarrah's Ak-Chin is a Native American gaming casino in North Texas. The property 안전한 사이트 is located 인터넷바카라사이트 in North of 바카라추천사이트 Houston, about 25 miles south 위닉스 사이트 of 룰렛 사이트